Beranda / News

Tetapkan Idul Fitri pada 21 April 2023, Muhammadiyah: Mari Saling Menghormati

news.terasjakarta.id - Senin, 6 Februari 2023 | 21:30 WIB

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link
Umat muslim memadati Masjid Raya Baiturrahman untuk melaksanakan ibadah shalat Id atau sembahyang hari Raya Idul Fitri di Banda Aceh, Aceh, Rabu, 5 Juni 2019. (Foto ANTARA)

Umat muslim memadati Masjid Raya Baiturrahman untuk melaksanakan ibadah shalat Id atau sembahyang hari Raya Idul Fitri di Banda Aceh, Aceh, Rabu, 5 Juni 2019. (Foto ANTARA)

Penulis : Anto
Editor : Anto

JAKARTA, TERASJAKARTA.ID - PP (Pimpinan Pusat) Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadhan 1444 Hijriah pada 23 Maret 2023.

Sedangkan untuk Idul Fitri Muhammadiyah menentukan jatuh pada 21 April mendatang.

Sementara 1 Dzulhijjah terjadi pada 19 Juni sehingga Idul Adha jatuh pada 28 Juni 2023.

Baca Juga : Muhammadiyah Tetapkan Awal Puasa Ramadan 23 Maret 2023, Bulan April Sudah Lebaran

"Awal Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah 1444 Hijriah berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah," ungka Muhammad Sayuti, Sekretaris PP Muhammadiyah.

Sayuti menjelaskan, ketinggian bulan Syawal saat matahari terbenam di Yogyakarta +01° 47` 58".

Dengan kondisi itu maka dinyatakan hilal di seluruh wilayah Indonesia ketika matahari terbenam, posisi bulan sudah berada di atas ufuk.

Sedangkan untuk penetapan bulan Dzulhijjah, ijtimak terjadi pukul 11.39.47 WIB di hari Minggu Kliwon, 18 Juni 2023 M bertepatan 29 Zulkaidah 1444 H.

Baca Juga : Simak! Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadhan pada 23 Maret 2023

Ketinggian bulan pada saat matahari terbenam di Yogyakarta +01° 00` 25″.

Dengan telah ditetapkannya tanggal Idul Fitri 2023 menimbulkan potensi berbeda perayaan hari besar umat Islam ini.

Makanya, Haedar Nashir Ketua Umum PP Muhammadiyah menghimbau agar masyarakat tidak terpecah belah.

Dia berharap semua pihak bisa menghormati apa yang sudah ditetapkan oleh pihaknya.

Terlebih, jika ada yang menganggapnya sebagai sumber perpecahan antar umat Muslim.

Baca Juga : Mengapa Rakaat Shalat Tarawih NU dan Muhammadiyah Berbeda, Berikut Penjelasannya

"Perbedaan itu jangan dianggap sebagai sesuatu yang baru, artinya kita sudah terbiasa dengan perbedaan lalu timbul penghargaan dan kearifan," katanya.

"Jadikan semuanya itu proses ibadah yang membuat kita semuanya atau Muslim itu semakin taqarrub kepada Allah," Haedar menuturkn.

"Selain itu dekat kepada Allah, ihsan terhadap kemanusiaan, berbuat baik dalam kehidupan, dan menjadikan diri kita semakin lebih baik lagi," pungkasnya.

Dia menjelaskan, karena ini merupakan ranah ijtihad, maka Muhammadiyah selalu berkomitmen untuk saling menghargai.

Baca Juga : Niat Puasa Rajab 2023, Cek Jadwalnya Juga di Sini

Kemudian menghormati, toleran atau tasamuk, terhadap perbedaan jika hal itu memang terjadi.

Perbedaan ini adalah hasil ijtihad yang sudah menjadi watak umat Islam dalam perkara ikhtilaf atau perbedaan dalam praktik menjalankan agama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link