JAKARTA, TERASJAKARTA.ID - Kepala Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta, Gatot Sugeng Wibowo mengatakan pihaknya akan membatasi barang bawaan setiap penumpang pesawat.

Hal tersebut untuk mengantisipasi adanya pakaian bekas yang diselundupkan melalui barang bawaan penumpang pesawat.

"Bukan larangan tetapi kita melakukan pembatasan. Karena emang ini produk tekstil harus dilindungi," kata Gatot kepada wartawan, Senin 20 Maret 2023.

Baca Juga : Larangan Thrifting, Kapolri Instruksikan Bawahan Menindak Tegas Impor Baju Bekas

Pembatasan barang bawaan penumpang pesawat di Bandara Soetta dalam rangka menindaklanjuti instruksi Kementerian Perdagangan (Kemendag) yakni membatasi kuota barang bawaan dari luar negeri.

"Kalau kita berdasarkan surat persetujuan impor dari perdagangan dan nanti pengawasannya perusahaan-perusahaan kita potong berdasarkan kuota," jelasnya.

Gatot mengungkapkan langkah pembatasan barang bawaan penumpang juga sebagai upaya melindungi produk-produk dalam negeri.

"Kalau dilepas nanti kalah produksi dalam negeri," pungkas Gatot.

Baca Juga : Larangan Thrifting, Rachmat Gobel: Impor Pakaian Bekas Harus Segera Dihentikan

Namun Gatot tak merinci berapa berat maksimal barang bawaan penumpang pesawat di Bandara Soekarno-Hatta. 

Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) melarang impor pakaian bekas karena dapat mengganggu industri tekstil dalam negeri.

Jokowi memerintahkan jajarannya untuk memberantas impor baju bekas.

"Sudah saya perintahkan untuk mencari betul dan sehari dua hari sudah banyak yang ketemu," kata Presiden Jokowi, Rabu 15 Maret 2023.

Anggota Komisi XI DPR RI Kamrussamad memaparkan setidaknya ada 4 kerugian impor pakaian bekas dari luar negeri.

Baca Juga : 4 Kerugian Impor Pakaian Bekas, Kata DPR Salah Satunya Bikin Gatal-gatal

"Setidaknya kami mencatat ada empat kerugian impor baju bekas," kata Kamrussamad kepada wartawan, Jumat 17 Maret 2023.

Kerugian pertama kata Kamrussamad yakni aspek kerugian garmen rumahan berskala UMKM, kedua aspek moralitas bangsa karena Indonesia bukan pasar barang bekas.

"Sebagai sebuah bangsa harus memiliki dignity, Indonesia bukan pasar barang bekas negara lain," jelasnya.

Kemudian yang ketiga aspek keberpihakan terhadap industri nasional.

Baca Juga : Impor Pakaian Bekas akan Terancam Pidana dan Denda sampai 5 Miliar

Menurutnya pemerintah tidak boleh membiarkan impor pakaian bekas terus tejadi jika ingin industri dalam negeri tumbuh.

Lalu yang keempat impor pakaian bekas dapat menimbulkan kerugian pada kesehatan.

"Aspek kesehatan pakaian bekas tersebut menimbulkan gangguan kesehatan kulit seperti gatal-gatal dan penyakit lainnya," ujar Kamrussamad.