Beranda / News

Luhut Ingatkan Masyarakat El Nino akan Terjadi pada Agustus 2023, Waspada Kekeringan Ekstrem

news.terasjakarta.id - Kamis, 27 April 2023 | 14:43 WIB

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengingatkan masyarakat akan terjadinya El Nino atau pemanasan suhu muka laut pada Agustus 2023 mendatang. (unsplash)

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengingatkan masyarakat akan terjadinya El Nino atau pemanasan suhu muka laut pada Agustus 2023 mendatang. (unsplash)

Penulis : Riza Alamas
Editor : Riza Alamas

JAKARTA, TERASJAKARTA.ID-- Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengingatkan masyarakat akan terjadinya El Nino atau pemanasan suhu muka laut pada Agustus 2023 mendatang.

Hal tersebut disampaikan Luhut menanggapi suhu yang terasa lebih panas akhir-akhir ini di beberapa wilayah di Indonesia.

Dalam postingan Luhut di akun Instagram pribadinya pada Rabu, 26 April 2023, Luhut menceritakan terkait banyaknya pertanyaan kenapa suhu udara menjadi lebih panas dari biasanya.

Baca Juga : 8 Daerah di Malaysia dalam Waspada Cuaca Panas, Masyarakat Diimbau Banyak Minum Air Putih

Hal tersebut telah dikonfirmasi oleh Juru Bicara Menko Marves Jodi Mahardi pada hari Rabu, 26 April 2023.

Dalam postingan tersebut, Luhut mengungkapkan bahwa di hari pertama pasca-libur Idul Fitri, ada satu hal yang perlu ia koordinasikan setelah mendapatkan banyak pertanyaan sekaligus merasakan langsung kenapa akhir-akhir ini suhu di beberapa wilayah terasa begitu tinggi.

Mengutip dari pernyataan Sekjen Organisasi Meteorologi Dunia, dikatakan bahwa fenomena La Nina yang terjadi selama tiga tahun terakhir dan membawa cuaca lebih basah akhirnya berakhir.

Sebagai ganti fenomena tersebut, El Nino akan datang membawa suhu tinggi sehingga membuat udara menjadi lebih panas dan cuaca menjadi lebih kering.

Baca Juga : Deretan Negara yang Dilanda Gelombang Panas, Ada yang Suhu Mencapai 50 Derajat Celcius

Luhut juga menjelaskan bahwa berdasarkan data yang pihaknya dapatkan, suhu laut akhir-akhir ini mencatatkan rekor tertingginya sejak terjadi terakhir kali pada tahun 2016 silam.

Ditambah lagi dengan gelombang panas yang mencatatkan suhu tertinggi akhir-akhir ini.

Luhut menambahkan bahwa dari permodelan cuaca yang pihaknya dapatkan, El Nino tahun ini diprediksi akan terjadi pada akhir Agustus 2023 mendatang, walaupun dirinya belum dapat memastikan tingkat keparahan El Nino tersebut.

Baca Juga : Cuaca Panas Melanda Indonesia, BMKG Ungkap Penyebabnya

Luhut juga mengingatkan bahwa untuk belajar dari pengalaman tahun 2015 yang terjadi di Indonesia, El Nino berpotensi mengakibatkan kekeringan yang sangat luas serta kebakaran hutan dan lahan di beberapa wilayah di Indonesia.

Menurut Luhut, hal tersebut berkorelasi terhadap turunnya produksi pertanian dan pertambangan jika mengacu pada data IMF.

Ditambah lagi akan berdampak luas terhadap inflasi Indonesia dikarenakan besaran kontribusi inflasi pangan terhadap inflasi keseluruhan.

Hal tersebut terjadi kekeringan esktrem akan terjadi di tahun ini kerena diprediksi 41 persen lahan padi akan mengalami kekeringan.

Baca Juga : Jakarta Panas Sepekan Terakhir, BMKG Peringatkan Paparan UV Ekstrem

Bahkan berdasarkan rilis World Food Programme menyebutkan bahwa 3 dari 5 rumah tangga akan kehilangan pendapatan karena kekeringan tersebut.

Luhut mengungkapkan bahwa dalam menghadapi El Nino tahun ini, pihaknya akan bersiap dalam kondisi yang paling ekstrem sekalipun.

Selain itu, dalam menghadapi El Nino tahun ini Luhut juga mengajak seluruh kementerian dan lembaga terkait serta pemerintah daerah mulai bersiap diri sejak dini.

Baca Juga : Penyebab Cuaca Jakarta Panas Pliket, Indeks UV Masuk Kategori Tinggi hingga Ekstrem

Hal ini perlu dilakukan agar kejadian delapan tahun lalu tidak terulang lagi, dan setidaknya sejak dini pihaknya telah menyiapkan teknologi modifikasi cuaca sebagai upaya untuk menghadapi El Nino tahun 2023 ini.

Dalam meminimalisir kerugian yang akan terjadi karena dampak El Nino, Luhut juga mengajak semua pihak agar tetap waspada dan saling menjaga di masa-masa sulit seperti ini.

Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa fenomena udara panas yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini tidak termasuk dalam kategori gelombang panas.

Hal tersebut mengacu pada karakteristik fenomena maupun karakteristik pengamatan suhu yang dilakukan BMKG.

Baca Juga : Cuaca Panas Ekstrim Melanda Indonesia, Ini Efeknya Bagi Kesehatan Tubuh

Menurutnya, fenomena udara panas di Indonesia terjadi karena adanya gerak semu matahari yang merupakan sebuah siklus yang biasa dan terjadi setiap tahunnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link