Beranda / News

Kapan Musim Kemarau di Indonesia? Simak Ciri-Ciri dan Penjelasan Lengkapnya

news.terasjakarta.id - Senin, 12 Juni 2023 | 14:00 WIB

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link
Kapan musim kemarau di Indonesia dan bagaimana ciri-cirinya? (Foto: Unsplash)

Kapan musim kemarau di Indonesia dan bagaimana ciri-cirinya? (Foto: Unsplash)

JAKARTA, TERASJAKARTA.ID - Kapan musim kemarau di Indonesia serta bagaimana ciri-cirinya?

Memasuki bulan Juni, Indonesia diperkirakan memasuki musim kemarau.

Berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim kemarau di tahun 2023 akan memasuki Indonesia mulai bulan Mei hingga September.

Baca Juga : Gelombang Panas di China Catat Rekor Suhu Tertinggi sejak 100 Tahun

Musim kemarau yang dialami Indonesia setiap pertengahan tahun ini dipengaruhi oleh pergerakan angin muson timur yang bertiup dari benua Australia yang memiliki banyak gurun.

Angin yang berasal dari darat ini membawa sedikit uap air dan bersuhu lebih panas sehingga mempengaruhi cuaca di Indonesia dengan datangnya musim kemarau.

Selain itu, keberadaan Indonesia secara geografis yang terletak di garis khatulistiwa menyebabkan hanya adanya dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.

Baca Juga : Cuaca Panas di Indonesia sampai Kapan? BMKG Ungkap Penyebabnya

Di sisi lain, musim kemarau juga dapat dipengaruhi oleh adanya fenomena El Nino, yaitu naiknya suhu permukaan laut di Samudera Pasifik yang menyebabkan uap air yang dibawa ke Indonesia berkurang.

Hal ini dapat menyebabkan suhu di Indonesia meningkat dan musim kemarau menjadi semakin panjang.

Sementara itu, apa saja ciri-ciri musim kemarau di Indonesia?

Baca Juga : Cara Mencegah Dehidrasi saat Gelombang Panas

Datangnya musim kemarau di Indonesia dapat dilihat melalui ciri-ciri seperti berikut.

  • Curah hujan rendah dengan intensitas di bawah 60 mm per bulan atau 20 mm per dasarian secara berturut-turut.
  • Awan yang terbentuk cenderung sedikit sehingga matahari semakin terik.
  • Intensitas hujan juga berkurang bahkan tidak turun sama sekali.
  • Tanah mengalami kekeringan hingga retak.
  • Suhu udara lebih panas dengan kelembapan yang tinggi.
  • Dengan adanya kekeringan, sumber air seperti sungai, rawa, dan danau surut atau mengering.
  • Sebagai bentuk adaptasi, tanaman dan pohon akan menggugurkan daunnya agar mengurangi penguapan untuk menghemat pasokan air.
  • Bersama dengan datangnya musim kemarau, terjadi bencana alam seperti kebakaran hutan serta pencemaran udara yang meningkat.

Baca Juga : Lansia dan Anak-Anak Paling Rentan Terkena Gelombang Panas, Ini Dampak dan Cara Menghindarinya

Di sisi lain, meski dikenal sama, musim kemarau dan musim panas memiliki perbedaan.

Musim panas sebenarnya terjadi di negara empat musim dengan iklim sedang atau subtropis.

Musim panas ini terjadi setelah musim semi dan sebelum musim gugur pada daerah yang memiliki empat musim.

Sementara itu, periode terjadinya musim panas biasanya pada akhir Juni hingga akhir September untuk belahan bumi bagian utara.

Sedangkan untuk belahan bumi bagian selatan akan mengalami musim panas mulai akhir Desember hingga akhir Maret.

Baca Juga : 8 Daerah di Malaysia dalam Waspada Cuaca Panas, Masyarakat Diimbau Banyak Minum Air Putih

Musim panas yang terjadi pada negara beriklim sedang karena adanya perputaran bumi yang memiliki kemiringan poros terhadap jalur perpindahan Bumi pada Matahari.

Dengan adanya perbedaan masa di mana jarak satu bagian bumi lebih dekat daan lebih jauh dari matahari selama seperempat tahun inilah yang menyebabkan terjadinya musim panas.

Musim panas terjadi ketika bagian bumi memiliki jarak lebih dekat dengan matahari.

Baca Juga : Tips Hindari Dehidrasi saat Beraktivitas Dikala Suhu Udara Kian Panas

Sedangkan musim kemarau yang merupakan satu dari dua musim di Indonesia ini merupakan kondisi di mana berbagai daerah mengalami kekeringan atau kekurangan air dan tidak turun hujan.

Musim kemarau di Indonesia sendiri biasanya terjadi mulai bulan April hingga September.

Setelah itu, musim akan berganti dengan musim penghujan dengan transisi antarmusim tersebut dikenal dengan pancaroba.

Baca Juga : Deretan Negara yang Dilanda Gelombang Panas, Ada yang Suhu Mencapai 50 Derajat Celcius

Cara menentukan musim kemarau maupun musim hujan di Indonesia, BMKG melakukan perhitungan jumlah curah hujan per dasarian atau per 10 hari.

Jumlah ini akan diperhatikan selama tiga dasarian berturut-turut.

Untuk musim kemarau, perhitungan didasarkan pada curah hujan yang berada di titik 20 mm per dasarian atau kurang.

Sedangkan untuk musim hujan, curah hujan berada di titik 50 mm per dasarian atau lebih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link