Beranda / News

BMKG: Indonesia Memasuki Musim Pancaroba, Waspada Cuaca Ekstrem!

news.terasjakarta.id - Minggu, 25 Februari 2024 | 12:41 WIB

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link
BMKG mengungkapkan bahwa Indonesia telah memasuki musim pancaroba atau peralihan sehingga mengingatkan untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem. (ist)

BMKG mengungkapkan bahwa Indonesia telah memasuki musim pancaroba atau peralihan sehingga mengingatkan untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem. (ist)

JAKARTA, TERASJAKARTA.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa Indonesia telah memasuki periode musim pancaroba.

Pancaroba merupakan periode peralihan antara satu musim yang tengah terjadi ke musim berikutnya.

Saat ini, Indonesia mengalami peralihan antara musim hujan ke musim kemarau.

Baca Juga : Antisipasi Peringatan Cuaca Ekstrem BMKG, Heru Budi: Seperti Kemarin Aksi Reaksi Cepat

Melalui keterangan resmi BMKG, Minggu, 25 Februari 2024, periode musim pancaroba diperkirakan akan berlangsung pada bulan Maret hingga April.

Berdasarkan analisis dinamika atmosfer BMKG, ditemukan bahwa puncak musim hujan telah terlewati di beberapa wilayah Indonesia, khususnya bagian selatan.

Hal ini mengindikasikan bahwa wilayah tersebut akan mulai memasuki peralihan musim.

Fenomena Atmosfer di Indonesia pada Musim Pancaroba

Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan bahwa terdapat beberapa fenomena atmosfer yang terpantau masih cukup signifikan.

Fenomena ini juga dapat memicu peningkatan curah hujan yang disertai kilat atau angin kencang.

Hal ini didapatinya berdasarkan monitoring yang dilakukan BMKG di seluruh wilayah Indonesia.

Fenomena atmosfer yang dimaksud adalah aktivitas monsun Asia yang masih dominan.

Baca Juga : Jelang Pemilu 2024! BMKG Waspadai Potensi Cuaca Esktrem di Indonesia 12-13 Februari 2024, Simak Daftar Wilayah

Selanjutnya, aktivitas Madden Jullian Oscillation (MJO) pada kuadran 3 (Samudra Hindia Bagian Timur) diprediksi memasuki wilayah Pesisir Barat Indonesia pada beberapa pekan ke depan.

Ada pula aktivitas gelombang atmosfer di sekitar Indonesia bagian selatan, tengah, dan timur.

Fenomena atmosfer keempat adalah terbentuknya belokan dan pertemuan angin yang memanjang di bagian tengah dan selatan Indonesia.

"Seluruh fenomena atmosfer tersebut berkontribusi terhadap terjadinya fenomena cuaca ekstrem di berbagai wilayah di Indonesia," imbuhnya.

Gejala Cuaca Ekstrem pada Musim Pancaroba

Lebih lanjut, Dwikorita memaparkan, salah satu ciri masa peralihan bisa dilihat dari pola hujan.

Di mana, biasanya hujan turun pada sore hingga menjelang malam.

Sebelum itu, udara akan menjadi hangat dan terik pada pagi dan siang hari.

Baca Juga : Waspada! BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Jakarta 9-14 Februari 2024 saat Puncak Musim Hujan

Perubahan drastis ini terjadi karena radiasi matahari yang diterima pada pagi hingga siang cukup besar.

Kemudian, hal ini memicu proses konveksi (pengangkatan massa udara) dari permukaan bumi ke atmosfer.

Peristiwa inilah yang memicu terbentuknya awan.

Sementara itu, karakteristik hujan pada periode ini cenderung tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi singkat.

Kondisi atmosfer yang tidak stabil ini berpengaruh pada meningkatnya potensi pembentukan awan konvektif, seperti awan Cumulonimbus (CB).

"Awan CB erat kaitannya dengan potensi kilat atau petir, angin kencang, puting beliung, bahkan hujan es," paparnya.

Awan Cumulonimbus sendiri berbentuk seperti bunga kol dengan warna keabu-abuan serta tepian yang jelas.

Potensi Cuaca Ekstrem pada Musim Pancaroba

Bersama dengan itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati meningkatkan agar masyarakat terus waspada terhadap potensi terjadinya cuaca ekstrem selama periode ini.

"Selama periode pancaroba, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem," ujar Dwikorita, dikutip dari bmkg.go.id.

Ia menjelaskan, cuaca ekstrem yang berpotensi muncul pada masa pancaroba seperti, hujan lebat singkat disertai kilat atau petir.

Hujan lebat inilah yang menjadi salah satu pemicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir bandang dan tanah longsor.

Selain itu, angin kencang, angin puting beliung, dan fenomena hujan es juga berpotensi terjadi pada periode ini.

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani menambahkan, pergantian musim ini juga meningkatkan potensi terjadinya angin puting beliung.

Imbauan BMKG pada Musim Pancaroba

Dalam menghadapi musim pancaroba ini, Dwikorita mengimbau masyarakat untuk senantiasa menjaga kesehatan.

Terlebih, cuaca panas dan hujan yang beralih dengan cepat ini dapat memicu gangguan daya tahan tubuh.

Selain itu, jangan lupa untuk menyesuaikan diri ketika beraktivitas di luar ruangan.

Salah satu caranya adalah menyiapkan alat pelindung diri dari terik matahari maupun hujan, seperti payung, topi, dan jas hujan.

Terus meng-update informasi terkini serta peringatan dini cuaca sangat penting dilakukan.

Hal ini dapat dilakukan melalui situs atau media sosial resmi BMKG.

Waspada pula terhadap potensi bencana yang berpotensi terjadi pada musim pancaroba ini, seperti banjir bandang, tanah longsor, hingga angin puting beliung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link