Beranda / News

Sejarah Masjid Raya Jakarta Islamic Centre, Dibangun di Lahan Bekas Lokalisasi Terbesar di Asia Tenggara

news.terasjakarta.id - Rabu, 15 Februari 2023 | 21:55 WIB

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link
Masjid Raya Jakarta Islamic Centre. (dok)

Masjid Raya Jakarta Islamic Centre. (dok)

Penulis : Cahyono
Editor : Cahyono

JAKARTA, TERASJAKARTA.ID - Sejarah Masjid Jakarta Islamic Centre (JIC) ternyata dibangun di atas lahan bekas lokalisasi terbesar di Asia Tenggara. 

Sarang prostitusi yang berada di wilayah Koja, Jakarta Utara itu dikenal dengan sebutan lokalisasi Kramat Tunggak. 

Kepala Sub Divisi Informasi Komunikasi Jakarta Islamic Centre, Paimun Abdul Karim menuturkan, sebelum dijadikan tempat lokalisasi, dulunya Kramat Tunggak merupakan lahan rawa-rawa yang dikenal dengan istilah tempat jin buang anak. 

Baca Juga : Sejarah dan Keindahan Masjid Sayyidah Zainab yang Tetap Kokoh Diguncang Gempa Turki-Suriah

Namun, pada tahun 1970, Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin, menyulap lahan rawa-rawa di Jakarta Utara tersebut menjadi tempat lokalisasi prostitusi Kramat Tunggak. 

Awal mula Kramat Tunggak dijadikan tempat lokalisasi atas keresahan Ali Sadikin terkait maraknya praktik prostitusi di Jakarta. 

Pasalnya, pada periode tahun 1960-1970, praktik prostitusi di Jakarta sangat marak dan menyebar hingga ke jalanan. 

Kemudian, Ali Sadikin melakukan studi banding ke Bangkok, Thailand untuk belajar bagaimana cara menertibkan para pekerja seks komersil (PSK). 

Baca Juga : Sejarah hingga Perayaan Cap Go Meh 2023 Tanggal Berapa? Cek Sekarang

Setelah menyerap ilmu dari Thailand, akhirnya pada tahun 1970, Ali Sadikin melakukan razia besar-besaran terhadap PSK dan germonya. 

Tercatat, ada 300 PSK dan 58 germo yang berhasil dijaring dan ditempatkan di lokalisasi Kramat Tunggak. 

Di lahan seluas 10,9 hektar, PSK dan germo yang terjaring dibangunkan rumah semi permanen dengan dilengkapi fasilitas yang cukup layak. 

Baca Juga : Hari Raya Galungan di Bali, Sejarah dan Rangkaian Acara

Di sana, mereka dibina dan diajari sejumlah keterampilan sebelum dikembalikan ke tengah masyarakat. 

Berubah Jadi Sarang Prostitusi

Namun, seiring berjalannya waktu, tempat lokalisasi Kramat Tunggak makin berkembang.

Kemudian pada periode tahun 1980-1990, lokalisasi Kramat Tunggak malah berubah menjadi sarang prostitusi. 

Saat itu lokalisasi Kramat Tunggak dihuni lebih dari 2.000 PSK dan ratusan germo.

Baca Juga : Hari Satpam 2023, Sejarah dan Sosok Bapak Satpam Indonesia

Sehingga, lokalisasi Kramat Tunggak menjadi sarang prostitusi terbesar di Asia Tenggara. 

Sejalan dengan berkembangnya lokalisasi Kramat Tunggak, angka kriminalitas seperti perdagangan manusia, peredaran narkoba hingga kasus pembunuhan sangat tinggi saat itu.
 
Pada tahun 1998, Gubernur Sutoyo mendapat desakan dari para pemuka agama agar lokalisasi Kramat Tunggak dibubarkan.

Baca Juga : Sejarah Musik Keroncong di Indonesia, Warisan Tawanan Portugis dari Kampoeng Toege

Sutiyoso pun lantas berfikir bagaimana cara meratakan lokalisasi Kramat Tunggak yang sudah beralih fungsi menjadi sarang prostitusi. 

Kemudian, setelah berunding dengan para pemuka agama, Sutiyoso mengeluarkan surat keputusan (SK) Gubernur agar lokalisasi Kramat Tunggak dikosongkan oleh penghuninya dalam waktu satu tahun. 

Pembubaran lokalisasi Kramat Tunggak pun berjalan lancar karena seluruh penghuninya mendapat uang ganti rugi bangunan. 

Baca Juga : Ini Sejarah Berdirinya Mixue. Simak Cara Buka Mixue, Daftar Menu dan Harganya

Setelah kosong, pada tahun 1999, sekeliling lahan Kramat Tunggak pun dipagari dinding setinggi 2 meter agar tak kembali ditempati. 

Sutiyoso Bangun Jakarta Islamic Centre

Setelah berdiskusi dengan para ulama, akhirnya Sutiyoso memutuskan lahan di Kramat Tunggak bakal dibangun Islamic Centre. 

Ide tersebut juga diperkuat setelah Sutiyoso menjalankan ibadah umrah ke tanah suci Mekah, Arab Saudi. 

Sepulang Umrah, Sutiyoso berangkat ke Amerika Serikat untuk bertemu dengan Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Azyumardi Azra. 

Baca Juga : Menarik untuk Diketahui, Asal Usul dan Sejarah Singkat Hari Valentine

Pertemuan tersebut untuk membahas dan mematangkan rencana pembangunan Islamic Centre di Kramat Tunggak. 

Sutiyoso pun memberangkatkan tim ke Iran, Inggris dan Prancis untuk studi banding pembangunan Islamic Centre. 

Kemudian, pada tahun 2001, pembangunan Masjid Raya Jakarta Islamic Centre resmi dimulai dengan anggaran sekitar Rp700 miliar. 

Baca Juga : Masjid Sayyidah Zainab Tetap Kokoh Diguncang Gempa Suriah

Setahun kemudian, pada 2002, Masjid Raya Jakarta Islamic Centre dipakai untuk salat Jumat berjemaah pertama kalinya.

Dan pada tahun 2003, tepatnya pada tanggal 4 Maret, Jakarta Islamic Centre diresmikan oleh Sutiyoso. 

Total Jakarta Islamic Centre memiliki 5 gedung dengan fungsi peribadahan atau spiritual, fungsi pendidikan dan latihan, fungsi sosial budaya, fungsi informasi dan fungsi bisnis.

Baca Juga : Masjid Indonesia yang Dibangun Ivan Gunawan di Uganda Akhirnya Diresmikan

Setelah hampir 20 tahun diresmikan, atap atau kubah Masjid Raya Jakarta Islamic Centre terbakar saat dilakukan renovasi pada Rabu 19 Oktober 2022. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link