Beranda / News
Mengerikan! BMKG Sebut Gempa Turki Berpotensi Terjadi di Indonesia
news.terasjakarta.id - Sabtu, 25 Februari 2023 | 16:32 WIB
Penulis : Guruh Nara Persada
Editor : Guruh Nara Persada
JAKARTA, TERASJAKARTA.ID - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan gempa Turki yang menewaskan puluhan ribu jiwa berpotensi juga terjadi di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengingatkan bahwa potensi gempa Turki bisa saja terjadi mengingat Indonesia juga merupakan wilayah rawan gempa yang dipicu sesar aktif.
Baca Juga : Bantu Pencarian Korban Gempa Turki, Erdogan Ucapkan Terimakasih pada INASAR
Gempa Turki menurutnya menjadi pengingat banyak negara bahwa sesar aktif dengan pergerakan geser mendatar yang terjadi di darat dapat menyebabkan pemicu gempa katastrofik dan kompleks.
"Dengan kekuatan 7,8 Magnitudo Momen (Mw), Gempa Turki dapat memecahkan seluruh segmen sesar Anatolia Timur (6 segmen: Turkoglu, Golbasi, Yarpuzlu, Lakehazar, dan Gorzali) sepanjang 300 km," ungkap Dwikorita dalam Focus Group Discussion (FGD) di Jakarta, dikutip dari Rilis BMKG Sabtu (25/2/2023).
Baca Juga : Sepatu Beda Warna Menlu Retno Marsudi Saat Dampingi Jokowi Lepas Bantuan Gempa Turki Jadi Sorotan
"Fenomena ini memberikan warning bagi kita yang ada di Indonesia, untuk mewaspadai adanya potensi gempa multi-segmen yang sangat mungkin terjadi. Fenomena serupa pernah terjadi di Pulau Lombok tahun 2018 yang diguncang 5 (lima) gempa kuat dalam waktu tiga minggu dengan magnitudo Mw 6,4, Mw 7,0, Mw 5,9, Mw 6,2, dan Mw 6,9," lanjutnya.
Lebih lanjut, dia menuturkan bahwa saking besarnya gempa tersebut,kejadi itu dapat "memecahkan" hampir seluruh segmen Sesar Anatolia Timur, juga memicu gempa di jalur sesar lain, yaitu sistem sesar Sürgü di sebelah barat-nya yang terpicu hingga terjadi gempa dengan magnitudo Mw 7,5 dan Mw 6,0.
Baca Juga : Dua Retakan Gempa Turki Membelah Bumi, Panjangnya hingga 300 Kilometer
Akibatnya, dampak yang ditimbulkan memperparah tingkat kerusakan bangunan yang sudah terdampak dan memperluas zona kerusakan akibat gempa.
Gerak Bumi Retak Sepanjang 300 Km Akibat Gempa Turki
Dua retakan gempa Turki muncul di kerak bumi dan menjadi salah satu terpanjang.
Akibat pergerakan tektonik yang menyebabkan gempa bumi di Turki dan Suriah sangat jelas tampak di permukaan dan kejadian ini sangat tidak biasa.
Menurut peneliti dari Pusat Pengamatan & Pemodelan Gempa Bumi, Gunung Berapi & Tektonik (COMET) Inggris, retakan panjang itu membentang 300 kilometer ke arah timur laut.
Baca Juga : Korban Tewas Gempa Turki Tembus 46 Ribu, 4 di Antaranya WNI
Retakan gempa Turki itu dari ujung timur Laut Mediterania.
Retakan itu tercipta dari gempa pertama dari dua gempa dahsyat yang mengguncang wilayah itu.
Ini menjadi bukti bila energi yang dihempaskan sangat besar oleh gempa bumi yang mengguncang Turki dan Suriah.
"Kami memperkirakan kemungkinan perpindahan horizontal jarang hingga 16 kaki (5 meter)," kata peneliti COMET Milan Lazecky.
Sementara menurut data Kementeri Lingkungan Hidup dan Urbanisasi Turki sekitar 118.000 bangunan yang terkena dampak gempa Turki telah hancur.
Baca Juga : Gempa Hari Ini M 4,9 Goyang Lombok, Ingat Lagi Cara Selamatkan Diri Saat Darurat
Jumlah tersebut diketahui setelah Kementeri Lingkungan Hidup dan Urbanisasi Turki memeriksa 925.000 bangunan dari 11 provinsi yang terdampak gempa bumi.
Sementara itu, otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD) melaporkan lebih dari 46.000 korban tewas di Turki dan Suriah akibat gempa bumi.
Untuk diketahui, gempa Magnitudo 7,8 yang guncang Selatan Turki berdekatan dengan Suriah terjadi pada Senin 6 Februari 2023 pukul 04.17 waktu setempat atau 08.17 WIB.
Baca Juga : Christian Atsu Meninggal Dunia karena Gempa Turkiye, Sempat Hilang Selama 12 Hari
Kedalaman gempa Turki berada sekitar 17,9 kilometer dan tidak berpotensi tsunami.
Setelah 15 menit goncangan, terjadi gempa susulan di Turki dan Suriah dengan kekuatan Magnitudo 6,7.
Gempa yang terjadi pada dini hari di Selatan Turki tersebut menjadi salah satu gempa paling kuat dalam satu abad terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News