Beranda / News

Profil Frank Hoogerbeets, Peneliti yang Prediksi Gempa Turki 3 Hari Sebelum Kejadian

news.terasjakarta.id - Kamis, 2 Maret 2023 | 19:24 WIB

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link
Peneliti Frank Hoogerbeets sudah membuat prediksi gempa Turki tiga hari sebelum kejadian. (gettyimages)

Peneliti Frank Hoogerbeets sudah membuat prediksi gempa Turki tiga hari sebelum kejadian. (gettyimages)

Penulis : Fitria
Editor : Fitria

JAKARTA, TERASJAKARTA.ID - Frank Hoogerbeets banyak dicari warganet pasca gempa di Turkiye dan Suriah pada 6 Februari 2023.

Pasalnya, dia memberikan prediksi gempa Turki tepat tiga hari sebelum kejadian.

Frank kala itu menuliskan soal kemungkinan terjadinya gempa dahsyat yang berkekuatan 7,5 Magnitudo di akun Twitternya.

Baca Juga : 5 Tanda Bakal Terjadi Gempa Bumi, Salah Satunya Perhatikan Tingkah Laku Hewan

Ia mengungkapkan Frank menyatakan ada empat wilayah yang terkena dampak dahsyat akibat gempa yakni Turki tengah-selatan, Yordania, Suriah dan Lebanon.

"Cepat atau lambat akan ada gempa M 7,5 di wilayah ini (Turki tengah-selatan, Yordania, Suriah, dan Lebanon)," cuit Frank Hoogerbeets di Twitter pada 3 Februari 2023.

Siapa sangka, prediksi Frank perihal gempa mematikan itu benar terjadi.

Baca Juga : Christian Atsu Meninggal Dunia karena Gempa Turkiye, Sempat Hilang Selama 12 Hari

Namun, kekuatan gempa yang menghantam Turkiye dan Suriah justru sebesar 7,8 Magnitudo dan tidak sama dengan prediksi Frank.

Profil Frank Hoogerbeets

Akun Twitter resmi miliknya hanya menyebutkan jika Frank Hoogerbeets merupakan sosok peneliti.

Hal tersebut diketahui karena ia mencantumkan status bekerja di SSGEOS dan tinggal di Belanda.

SSGEOS sendiri adalah lembaga penelitian yang merupakan singkatan dari Solar System Geometry Survey.

Baca Juga : Mengerikan! BMKG Sebut Gempa Turki Berpotensi Terjadi di Indonesia

Lembaga ini berfokus memantau geometri antar benda langit terkait aktivitas seismik.

Keterangan di akun Twitter menjelaskan bahwa perusahaan itu merupakan lembaga yang memantau geometri antar benda langit terkait aktivitas seismik.

Aktivitas yang dilakukan SSGEOS tersebut untuk memprediksi bagaimana geometri di tata surya ternyata juga bisa jadi penyebab gempa.

SSGEOS lantas tidak setuju dengan syarat penentuan gempa yang terdiri dari tanggal dan waktu, lokasi, serta besarannya.

"Fokus kami pada gempa dengan magnitudo 6 dan lebih besar, karena gempa bumi dalam kategori ini cenderung lebih sering terjadi saat planet mencapai posisi tertentu di tata surya, yang menjelaskan pengelompokan pada gempa bumi besar dalam suatu waktu tertentu," tulis laman resmi SSGEOS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link