Beranda / News

Paris Mencekam! Demo Buruh di Perancis Berujung Chaos

news.terasjakarta.id - Selasa, 2 Mei 2023 | 12:16 WIB

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link
Unjuk rasa dalam Hari Buruh Internasional di Perancis berakhir dengan bentrokan antara pihak kepolisian dan para demonstran. (Foto: IG @afpphoto)

Unjuk rasa dalam Hari Buruh Internasional di Perancis berakhir dengan bentrokan antara pihak kepolisian dan para demonstran. (Foto: IG @afpphoto)

Penulis : Riza Alamas
Editor : Riza Alamas

JAKARTA, TERASJAKARTA.ID- Paris mencekam usai demo buruh pada perayaan May Day berakhir ricuh yang berlangsung pada Senin, 1 Mei 2023.

Setidaknya 108 personel kepolisian terluka dalam bentrokan dengan pengunjuk rasa di seluruh wilayah Perancis terkait reformasi pensiun.

Menteri Dalam Negeri Perancis Gerald Darmanin menjelaskan bahwa setidaknya 291 orang ditangkap dalam bentrokan yang terjadi.

Baca Juga : May Day 2023, Kapolri Siap Kawal Buruh Perjuangkan Kesejahteraan

Gerald juga mengatakan bahwa jumlah polisi yang terluka dalam skala besar jarang sekali terjadi di Perancis.

Melansir dari BBC pada Selasa, 2 Mei 2023, Gerald mengatakan bahwa seorang petugas kepolisian menderita luka bakar serius di wajah dan tangannya ketika terkena lemparan bom bensin.

Ia menambahkan bahwa belum mengetahui pastinya berapa jumlah pengunjuk rasa yang terluka dalam bentrokan antara kepolisian Perancis dan demonstran.

Diketahui, ratusan ribu orang turut ambil bagian dalam unjuk rasa Hari Buruh Internasional yang berfokus pada penentangan reformasi pensiun di Perancis.

Baca Juga : Jaga Kebersihan di Aksi Buruh May Day 2023, DLH DKI Terjunkan 350 Petugas dan 17 Dump Truck Sampah

Sebagian besar aksi unjuk rasa tersebut dilaporkan berlangsung damai, namun sekelompok orang melemparkan bom molotov dan kembang api.

Pihak kepolisian merespon tindakan rusuh dari para demonstran tersebut dengan menembakkan gas air mata serta meriam air ke arah pengunjuk rasa.

Gerald menduga dalang dari kerusuhan yang terjadi karena kelompok sayap kiri yang dikenal dengan Blok Hitam dan berjumlah ribuan orang berada dibelakang para pendemo.

Baca Juga : Aksi May Day 2023: Ribuan Buruh Dilarang Gelar Demo Depan Istana Negara, Bertolak ke Istora Senayan

Gerald juga mendesak para pendemo yang menyerang pihak kepolisian dan merusak properti publik dapat dihukum berat.

Elemen kekerasan diketahui semakin menguat sejak aksi protes yang dilakukan pada Maret 2023 lalu, dan terjadi saat pemerintah memutuskan memaksakan undang-undang reformasi pensiun tanpa melakukan pemungutan suara parlemen.

Perdana Menteri Perancis Elisabeth Borne dalam postingannya di Twitter menjelaskan bahwa kekerasan tidak dapat diterima.

Namun disisi lain dirinya memuji mobilitas dan komitmen dari penganggung jawab para demonstran di beberapa kota di Perancis.

Baca Juga : 7 Tuntutan Buruh Hari Ini di Aksi May Day 2023 Depan Istana Negera dan Gedung Mahkama Konstitusi

Aksi unjuk rasa di Perancis dalam perayaan May Day adalah hari terakhir dari aksi demonstran dalam menentang reformasi pensiun yang menaikan usia pensiun menjadi 64 tahun dari yang sebelumnya 62 tahun.

Kementerian Dalam Negeri Perancis mengklaim bahwa keseluruhan jumlah demonstran saat Hari Buruh Internasional mencapai 782 ribu orang, dan 112 ribu melakukan demo di Paris.

Namun, Serikat Pekerja CGT mengklaim bahwa jumlah pendemo dalam aksi unjuk rasa pada Hari Buruh Internasional 3 kali lipat dari yang disebutkan pemerintah.

Sedangkan para pemimpin serikat pekerja bersikeras bahwa aksi protes yang berlangsung selama berbulan-bulan terkait reformasi pensiun tak akan melemah.

Baca Juga : Amankan Aksi Buruh saat May Day 2023, Polda Metro Terjunkan 4.200 Personel

Diketahui unjuk rasa yang berakhir dengan kekerasan terjadi di Lyons, Toulouse, dan Nantes pada Hari Buruh Internasional, dimana banyak kendaraan yang dibakar para demonstran dan toko-toko dirusak.

Melansir dari AFK pada Senin, 1 Mei 2023, ini kali pertama sejak 2009 delapan Serikat Pekerja teratas Perancis mendukung aksi protes.

Sedangkan Presiden Perancis Emmanuel Macron merespon aksi unjuk rasa yang terjadi dan menekankan bahwa reformasi pensiun adalah sebuah tindakan yang harus dilakukan.

Baca Juga : Persiapan May Day: 50.000 Buruh Siap Demo Turun ke Jalan, Ini Titik Lokasinya di Jakarta

Macron diketahui menandatangani pengesahan Undang-Undang Reformasi Pensiun pada 15 April 2023, beberapa jam setelah Dewan Konstitusi Perancis secara luas mendukung perubahan tersebut.

Macron tetap menandatangi pengesahan Undang-Undang Reformasi Pensiun meski jajak pendapat menunjukan sebagian besar penduduk menentang usia pensiun yang lebih tinggi.

Reformasi Pensiun akan mulai berlaku pada September 2023 dan pemerintah Perancis menjajikan akan melangsungkan dialog lebih lanjut, namun Serikat Pekerja Perancis bertekad untuk mencabut perubahan Reformasi Pensiun tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link