Beranda / News

Musim Kemarau Krisis Air, BMKG Prediksi Hujan Baru akan Turun November 2023

news.terasjakarta.id - Rabu, 9 Agustus 2023 | 19:07 WIB

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link
Dampak musim kemarau krisis air, BMKG prediksi hujan baru akan turun pada bulan November 2023. (freepik)

Dampak musim kemarau krisis air, BMKG prediksi hujan baru akan turun pada bulan November 2023. (freepik)

JAKARTA, TERASJAKARTA.ID - Musim kemarau krisis air, BMKG ungkap hujan baru akan turun pada November 2023.

Akhir dari krisis air di musim kemarau Indonesia diprediksi akan berakhir pada November mendatang.

Menurut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), hujan baru akan turun di bulan November sebagai akhir dari musim kemarau 2023.

Baca Juga : Beda dari BMKG, BRIN Sebut Puncak El Nino Terjadi September 2023 dengan Durasi Singkat

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer (PRIMA) BRIN Eddy Hermawan menyampaikan berdasarkan kajiannya dari berbagai literatur ilmiah, ditemukan pergeseran puncak El Nino diprediksi terjadi pada akhir September-Oktober 2023.

El Nino sendiri merupakan fenomena pemanasan suhu muka laut (SML) yang terjadi di atas kondisi normal di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur.

Dampak El Nino ini menyebabkan kekeringan yang cukup parah di Indonesia.

Baca Juga : Petaka El Nino, BMKG Prediksi Puncak Kemarau Mulai Agustus hingga September 2023

Bahkan, Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, A. Fachri Rajab menyampaikan bahwa dampak musim kemarau tahun 2023 ini lebih kering dibanding biasanya akibat curah hujan yang berkurang.

Dikutip dari laman resmi BMKG, Fachri menyebut selain curah hujan yang berkurang, tutupan awan berkuran dengan suhu yang meningkat juga menjadi penyebabnya.

"El Nino di Indonesia memberikan dampak pada kondisi lebih kering. Sehingga curah hujan berkurang, tutupan awan berkurang, dan suhu meningkat," kata Fachri.

Baca Juga : Aneh Tapi Nyata! Hujan di Tasikmalaya Hanya Guyur Satu Rumah, Ini Penjelasan BMKG

Akibat dari berkurangnya curah hujan ini, Pejabat Madya Pengamat Meteorologi dan Geofisika (PMG), BMKG Stasiun Geofisika Klas 1 Tangerang Maria Evi Tiansari mengatakan bahwa puncak kemarau kering yang terjadi itu akan berpotensi mengganggu ketahanan pangan nasional.

Maria Evi menyebut bahwa puncak kemarau kering yang terjadi pada Agustus hingga awal September ini mengancam terjadinya gagal panen pada lahan pertanian tadah hujan.

Maria menjelaskan bahwa indeks El Nino pada bulan Juli lalu telah mencapai level moderate.

Baca Juga : Potensi Tsunami Selatan Jawa Setinggi 10 Meter, BMKG: Aktivitas Sesar Opak dan Megathrust Mulai Meningkat

Sementara itu, Indian Ocean Dipole (IOD) telah memasuki level index yang positif.
Dimana fenomena El Nino dan IOD positif ini saling menguatkan. Sehingga, menyebabkan musim kemarau tahun 2023 menjadi lebih kering.

Bahkan, curah hujan pada musim kemarau 2023 berada pada kategori rendah hingga sangat rendah.

Sementara itu, Maria memaparkan IOD merupakan fenomena penyimpangan SML di Samudra Hindia.

Baca Juga : Waspada! Ini Penyakit di Musim Kemarau yang Sering Muncul dan Cara Mengatasinya

Pada penyimpangan SML ini menyebabkan terjadinya perubahan pergerakan pada atmosfer atau massa udara.

Dengan demikian, dua fenomena yang terjadi menyebabkan wilayah Indonesia mengalami kekeringan dan berkurangnya curah hujan.

Fenomena ini juga menimbulkan kekeringan yang lebih ekstrem dan musim kemarau lebih panjang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Maka dari itu, masyarakat Indonesia akan sulit merasakan hujan selama musim kemarau ini.

Baca Juga : DLH DKI Sebut Buruknya Kualitas Udara Jakarta Akibat Musim Kemarau

BMKG Prediksi Hujan Mulai Turun November 2023

Adapun Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa intensitas hujan yang sangat minim ini akan kembali normal di bulan November.

Puncak El Nino yang terjadi pada Agustus-September 2023 membuat BMKG memprediksi fenomena kekeringan ini akan berangsur berakhir pada November.

Sebab, hujan akan mulai terjadi pada bulan November. Berdasarkan prakiraan curah hujan bulanan BMKG, sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami curah hujan bulanan kategori rendah.

Baca Juga : BMKG Prediksi Jakarta Diguyur Hujan Lebat hingga Akhir Pekan Ini, Padahal Musim Kemarau

“Nanti setelah masuk Oktober, mulai berkurang, berkurang tapi masih kering. Nah diprediksi hujan ini November,” kata Dwikorita pada Rabu, 9 Agustus 2023.

Bahkan, sebagian wilayah Indonesia lainnya akan mengalami kondisi tanpa hujan sama sekali hingga Oktober 2023 mendatang.

Wilayah Indonesia yang Terdampak El Nino

Adapun wilayah di Indonesia yang mengalami dampak cukup kuat diantaranya sebagian besar Sumatera, termasuk Riau, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Bengkulu, dan Lampung.

Baca Juga : Dampak El Nino Ancam Krisis Pangan dan Inflasi di Indonesia, Bakal Berakhir November 2023

Selain itu, hujan dengan intensitas rendah juga diprediksi terjadi hampir di seluruh wilayah Jawa.

Hal serupa juga dirasakan wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), serta Nusa Tenggara Timur (NTT).

Terakhir, terjadi di Pulau Kalimantan dan Sulawesi yang terdiri dari Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, hingga Sulawesi Tenggara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link