Beranda / News

Gunung Tangkuban Parahu Alami 40 Kali Gempa dalam 2 Hari, Pengunjung Diminta Waspada

news.terasjakarta.id - Jumat, 22 Maret 2024 | 20:42 WIB

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link
Gunung Tangkuban Parahu

Gunung Tangkuban Parahu alami 40 kali gempa dalam 2 hari terakhir. (foto: ist)

Penulis : Cahyono
Editor : Cahyono

JAKARTA, TERASJAKARTA.ID - Gunung Tangkuban Parahu, Jawa Barat mengalami 40 kali gempa dalam 2 hari terakhir. 

Badan Geologi mencatat terjadi peningkatan aktivitas Gunung Tangkuban Parahu pada 4 hingga 7 Maret yakni berupa gempa embusan dan low frequency.

Aktivitas itu kemudian berlanjut dengan puncak aktivitas berupa 40 kejadian gempa pada 21 dan 22 Maret 2024.

Baca Juga : Gunung Lewotobi Laki-Laki Kembali Erupsi Setinggi 700 Meter, Terjadi 3 Kali Gempa Guguran

Dari iru, Badan Geologi meminta pengunjung Gunung Tangkuban Parahu untuk meningkatkan kewaspadaan. 

"Terjadi kembali kenaikan kejadian gempa hembusan di Gunung Tangkuban Parahu yaitu pada tanggal 21 Maret 2024 sejumlah 24 gempa hembusan dan pada 22 Maret 2024 terekam 40 kejadian gempa embusan," kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid melalui keterangan resminya pada Jumat, 22 Maret 2024.

Berdasar pantauan visual dan instrumental menunjukkan adanya embusan asap berwarna putih dengan ketebalan yang bervariasi.

Embusan asap putih tersebut dengan tinggi kepulan mencapai 5 sampai 140 meter dari dasar kawah.

Baca Juga : Gempa Bumi M 5,9 Guncang Banten: Tak Berpotensi Tsunami, Terasa di Bandung hingga Sukabumi

Meski demikian, petugas tidak menemukan material apapun baik di Kawah Domas, Kawah Ratu, maupun Kawah Ecoma.

"Gempa yang terjadi di kawasan Tangkuban Parahu ini didominasi oleh gempa-gempa berfrekuensi rendah dan gempa embusan, yang mengindikasikan pergerakan fluida di kedalaman dangkal atau dekat permukaan," katanya. 

Untuk sementara, diduga kepulan asap merupakan asap yang tercipta dari genangan air hujan yang masuk ke dalam kawah.

"Peningkatan ini mengindikasikan aktivitas pergerakan fluida di kedalaman dangkal atau dekat permukaan sebagai respons terhadap peningkatan curah hujan,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link