Beranda / News

Sekolah di Jepang Tutup Permanen Akibat Krisis Populasi

news.terasjakarta.id - Senin, 3 April 2023 | 17:05 WIB

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link
Sekolah Jepang ditutup secara permanen akibat adanya krisis penurunan populasi. (Unsplash/@stephiime)

Sekolah Jepang ditutup secara permanen akibat adanya krisis penurunan populasi. (Unsplash/@stephiime)

Penulis : Rury Pramesti
Editor : Rury Pramesti

JAKARTA, TERASJAKARTA.ID - Saat ini negara Jepang sedang mengalami krisis penurunan populasi.

Baru-baru ini sekolah di Jepang, mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah diketahui akan tutup secara permanen.

Alasannya dikarenakan tempat pelaksanaan belajar dan mengajar di Jepang tersebut alami kekurangan jumlah murid.

Secara tidak langsung, hal ini mengartikan jika negara Jepang sedang kekurangan populasi atau penduduk, lebih tepatnya tidak ada lagi yang memiliki generasi baru.

Baca Juga : Pengobatan Alternatif Ibu Ida Dayak di Depok yang Viral di Media Sosial

Pemandangan seperti adanya pendaftaran murid sekolah baru di saat pergantian tahun ajaran sekolah, tidak akan bisa dilihat lagi karena masalah krisis populasi ini.

Hal ini membuat pemerintah Jepang semakin khawatir dengan kasus tersebut.

Tidak hanya itu, di Jepang sudah dijumpai ada beberapa pemukiman atau pedesaan yang kosong tak berpenghuni yang sudah ditinggal wafat.

Asetnya tidak bisa diwariskan ke anak cucu, sebab tidak ada yang meneruskan.

Baca Juga : Jadi Menpora, Dito Ariotedjo Ngaku Baru Tahu Sehari Sebelum Dilantik

Adanya depopulasi ini cenderung dinilai sebagai masalah regional Asia. 

Dikarenakan biaya untuk membesarkan seorang anak, jadi salah satu penyebab angka kelahiran menurun di negara-negara selain Jepang.

Seperti, Korea Selatan dan juga China. Namun, angka depopulasi di Jepang sudah mengalami krisis yang paling akut.

Baca Juga : Presiden Jokowi Tunjuk Dito Ariotedjo Jadi Menpora, Bakal Jadi Menteri Termuda

Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida juga telah janjikan beberapa langkah terobosan dari pemerintah guna meningkatkan angka kelahiran.

Termasuk, akan melipat gandakan anggaran untuk kebijakan terkait anak, serta unutk menyejahterakan lingkungan pendidikan.

Diketahui angka kelahiran di jepang turun hingga mencapai kurang dari 800 ribu anak per tahun 2022, ini merupakan angka penurunan yang paling rendah di Jepang.

Baca Juga : Resmi! Jokowi Lantik Dito Ariotedjo Jadi Menpora

Pemerintah juga menaksir jika depopulasi ini akan terjadi delapan tahun lebih cepat dari yang sudah diantisipasi.

Hal ini membuat, banyak sekolah-sekolah tutup dan tidak lagi beroperasi tanpa adanya regenari siswa baru.

Pemerintah sudah mencatat bahwa ada sekitar 450 sekolah yang ditutup setiap tahunnya. Jika ditotal, di antara tahun 2020 sampai 2022 sudah hampir mencapai 9.000 sekolah tutup permanen, yang mengakibatkan daerah kecil tersebut tidak diminati warga.

Baca Juga : Kata Ayahnya David Ozora Tak Bisa Sekolah Lagi, Begini Kondisinya Sekarang

Sebelumnya diketahui, masa depan ekonomi Jepang terancam, depopulasi yang tengah melanda negara Jepang ini terjadi secara cepat.

Padahal, Pemerintah telah berupaya dengan berbagai usaha terkait untuk mendorong angka kelahiran dan menaikkan anggaran insentif bagi pasangan yang ingin menikah sampai biaya persalinan demi menghindari adanya depopulasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link