Beranda / News

Pedagang Pasar Tanah Abang Desak e-Commerce Dihapus, Menteri Koperasi dan UKM: Belum Ada Strategi

news.terasjakarta.id - Rabu, 20 September 2023 | 11:33 WIB

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link
Pasar Tanah Abang sepi pengunjung

Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat sepi pengunjung meski diakhir pekan. (foto: ist)

JAKARTA, TERASJAKARTA.ID - Pedagang Pasar Tanah Abang belakangan oleng dan ambruk.

Pasalnya kini Pasar Tanah Abang semakin sepi pengunjung.

Alasannya adalah para pedagang Pasar Tanah Abang kalah saing dengan penjual online.

Baca Juga : Tiket Masuk Event Jakarta Kreasi Bhayangkari Nusantara 20-24 September 2023 di JCC Senayan

Misalnya di platorm Shopee, Lazada dan TikTok.

Sebenarnya cukup banyak pedagang Pasar Tanah Abang yang telah beralih menggunakan platorm e-commerce tersebut.

Namun tidak semua pedagang mampu beradaptasi dengan teknologi e-commerce.

Oleh karena itu para pedagang di Pasar Tanah Abang mendesak pemerintah untuk mengatur regulasi jual beli barang secara online.

Baca Juga : Jadwal Lengkap Sepak Bola Asian Games 2023, Tayang di RCTI!

Bila perlu, platform e-commerce lebih baik ditutup agar para pedagang Pasar Tanah Abang bisa kembali mendapatkan pembeli.

Lebh lanjut, Menteri Koperasi dan UKM (Menkopukm) Teten Masduki memberikan keterangannya.

Teten mengatakan bahwa benar e-commerce adalah satu dari dalang penyebab ambruknya pejualan di Pasar Tanah Abang.

Baca Juga : Buruan! Pendaftaran CPNS 2023 Dibuka Hari Ini, Simak Formasi yang Tersedia

Apalagi, produk UMKM yang dijual secara online sekalipun juga masih tidak mampu bersaing.

Hal tersebut karena barang yang dijual di platorm online banyak yang berasal dari China.

Teten menegaskan bahwa kualitas produk UMKM jauh lebih berkualitas daripada barang China.

Namun memang hal itulah yang membuat barang UMKM lebih mahal daripada buatan China.

Baca Juga : Yuk Borong! Harga Emas Antam Hari Ini 20 September 2023 Turun

Teten menyebut bahwa saat ini pemerintah belum memiliki strategi nasional terkait masalah yang dialami oleh para pedagang lokal.

Dirinya juga mengatakan bahwa pemerintah sudah terlambat mengatur platform e-commerce yang makin menjamur di Indonesia.

Teten menyebut bahwa transformasi digital di Indonesia hanya berkembang di sektor perdagangan, bukan produksi.

Baca Juga : Kualitas Udara di Jakarta Hari Ini usai Hujan Buatan, Ternyata Masih Tidak Sehat

"Akibatnya transformasi digital di Indonesia tidak melahirkan ekonomi baru, hanya membunuh ekonomi lama. Kue ekonomi tidak bertambah, tapi faktor pembaginya semakin banyak,” terang Teten.

Sang menteri bahkan menyebut bahwa Indonesia sudah babak belur.

“Jangankan UMKM, produk industri manufaktur pun tidak bisa bersaing, terutama produk garmen, kosmetik, sepatu olahraga, farmasi dan lainnya,” sebut Teten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link