Beranda / News

BMKG: Musim Kemarau Diprediksi Mulai April 2024, Puncaknya Juli-Agustus

news.terasjakarta.id - Jumat, 15 Maret 2024 | 13:29 WIB

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link
BMKG menyebut bahwa musim kemarau diprediksi mulai melanda pada April 2024 dan puncaknya pada Juli-Agustus. (Foto: Unsplash)

BMKG menyebut bahwa musim kemarau diprediksi mulai melanda pada April 2024 dan puncaknya pada Juli-Agustus. (Foto: Unsplash)

JAKARTA, TERASJAKARTA.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau akan melanda Indonesia mulai April 2024.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan bahwa awal musim kemarau ini berkaitan erat dengan angin baratan atau monsun Asia menjadi angin timuran atau monsun Australia.

"BMKG memprediksi awal musim kemarau terjadi seiring aktifnya Monsun Australia pada April 2024," kata Dwikorita pada konferensi pers, Jumat, 15 Maret 2024.

Baca Juga : Peringatan Dini Cuaca Ekstrem BMKG 8-14 Maret 2024, Waspada Banjir Rob hingga Tanah Longsor di Wilayah ini

Pihaknya memprediksi musim kemarau diawali di daerah NTT, NTB, Bali, hingga Jawa.

Ia merincikan, sebanyak 90 zona musim (ZOM) atau 13 persen dari total 699 ZOM diprediksi memasuki musim kemarau pada April 2024.

Wilayah tersebut meliputi sebagian Bali, NTB, NTT, pesisir utara Banten, Jakarta, serta pesisir utara Jawa.

Lebih lanjut, musim kemarau baru mendominasi wilayah Indonesia pada Mei hingga Agustus 2024.

Sebanyak 133 ZOM atau 19 persen wilayah akan memasuki musim kemarau pada Mei 2024.

Beberapa wilayah yang dimaksud seperti Jakarta, sebagian kecil Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, sebagian Jawa Timur, sebagian kecil Maluku, sebagian Papua, dan Papua Selatan.

Baca Juga : BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem Sepekan 1-8 Maret 2024, Ini Daftar Wilayah dan Penyebabnya!

Kemudian, sebanyak 167 ZOM atau 24 persen wilayah berikutnya diprediksi memasuki musim kemarau pada bulan Juni.

Wilayah tersebut di antaranya sebagai berikut.

  • Sebagian besar Pulau Sumatera
  • Banten
  • Sebagian besar Jawa Barat
  • Sebagian Kalimantan Barat
  • Sebagian kecil Kalimantan Timur
  • Sebagian Sulawesi Selatan
  • Sebagian Sulawesi Tenggara
  • Maluku bagian Kepulauan Aru dan Tanimbar

"Sedangkan 113 ZOM atau 16 persen lainnya merupakan daerah yang memiliki musim hujan atau kemarau sepanjang tahun," tuturnya.

Dengan begitu, ada wilayah yang mengalami musim hujan sepanjang tahun, dan sepanjang tahun dilanda musim kemarau.

Sementara itu, BMKG juga memprediksi puncak musim kemarau akan terjadi pada Juli hingga Agustus 2024.

Baca Juga : BMKG: Indonesia Memasuki Musim Pancaroba, Waspada Cuaca Ekstrem!

Beberapa wilayah yang lebih dulu mengalami puncak kemarau di bulan Juli adalah sebagai berikut.

  • Pulau Sumatera
  • Banten
  • Jakarta
  • Jawa Barat
  • Jawa Tengah
  • DIY
  • Kalimantan Barat
  • Sebagian Kalimantan Utara

Sementara puncak musim kemarau di bulan Agustus meliputi wilayah berikut.

  • Sebagian Sumatera Selatan
  • Jawa Timur
  • Sebagian besar Kalimantan Timur
  • Bali
  • NTB
  • NTT
  • Sebagian besar Sulawesi
  • Maluku
  • Pulau Papua

Menurut Dwikorita, musim kemarau pada tahun 2024 ini bersifat normal dan diatas normal.

BMKG mengimbau agar para pemangku kepentingan dan masyarakat lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau.

Khususnya, pada wilayah yang mengalami sifat musim kemarau bawah normal atau lebih kering dibanding biasanya.

 risiko bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, serta kekurangan sumber air kemungkinan meningkat di wilayah ini.

Selain itu, tindakan antisipatif juga perlu dilakukan di wilayah yang diprediksi mengalami musim kemarau atas normal atau lebih basah dari biasanya.

Pihaknya meminta agar pemda setempat lebih mengoptimalkan penyimpanan air pada akhir musim hujan.

Dwikorita juga menjelaskan bahwa fenomena El Nino diprediksi segera menuju netral pada bulan Mei, Juni, dan Juli 2024.

Selanjutnya setelah triwulan Juli-Agustus 2024, El Nino berpotensi beralih menjadi La Nina lemah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link