JAKARTA, TERASJAKARTA.ID - Penyebab tewasnya Dokter Mawarti Susanti yang ditemukan meninggal di rumah dinasnya hingga saat ini masih diselidiki oleh Kementerian Kesehatan bersama dengan Kepolisian Republik Indonesia.

Pihak kepolisian masih terus mengupayakan mengungkap penyebab kematian Dokter Mawarti di Nabire, Papua.

Seperti yang diketahui, Dokter Mawarti ditemukan meninggal dunia secara misterius di rumah dinasnya pada Kamis (9/3/2023).

Baca Juga : 5 Fakta dari Kasus Kematian Dokter Mawar di Nabire yang Masih Menjadi Misteri

Kematian Dokter Mawarti pun kemudian menjadi sorotan publik karena dinilai penuh kejanggalan.

Jenazah Dokter Mawarti telah diterbangkan dari Nabire ke Kota Makassar dan dimakamkan Pada Senin (13/3/2023).

Kematian misterius dokter spesialis paru satu-satunya di Nabire yang penuh kejanggalan ini membuat Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin memastikan bahwa proses penyelidikan akan berjalan transparan, terbuka, dan tidak ada yang ditutup-tutupi.

Kematian Dokter Mawarti ini juga ramai diperbincangkan di media sosial, hingga sebagian besar masyarakat bertanya-tanya mengenai sosok dokter spesialis paru tersebut.

Baca Juga : Kematian Dokter Mawar di Nabire Jadi Pelajaran bagi Pemerintah untuk Tingkatkan Keamanan Nakes di Papua

Sosok Dokter Mawarti 

Dilansir dari situs Kabar Makassar mitra Teras.id. Dokter Mawarti merupakan alumni S1 Kedokteran Universitas Hasanuddin pada 2004 lalu.

Dokter Mawarti sempat mengabdi sebagai pegawai tidak tetap di Kalimantan Tengah dan Tolikara, papua.

Dokter Mawarti kemudian menempuh pendidikan kembali sebagai spesialis Pulmonologi dan Ilmu Respirasi di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

Baca Juga : Keluarga Ungkap Sikap Aneh Dokter Mawarti Susanti Sehari Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Dinas di Nabire

Setelah menyelesaikan pendidikannya, Dokter Mawarti memiliki Kabupaten Nabire, Papua sebagai tempat untuk mengabdi.

Selama enam tahun Dokter Mawarti mengadi sebagai dokter di Nabire, Papua.

Sementara itu, dilansir dari Sehat Negeriku Kementerian Kesehatan, Dokter Mawarti juga menjadi spesialis paru satu-satunya di Nabire. Selain itu, ia juga salah satu anggota keluarga Kementerian Kesehatan.

Dokter Mawarti sebagai anggota keluarga Kemenkes karena mendapatkan beasiswa Kemenkes untuk mengambil dokter spesialis di Universitas Airlangga selama 4 tahun.

Baca Juga : Keluarga Belum Tahu Hasil Autopsi Kematian Dokter Mawarti Susanti di Nabire, Padahal Menkes Sudah Terima

Setelah mendapatkan beasiswa, ia pun harus bertugas di tempat terpencil dan tertinggal.

Diketahui bahwa 2023 menjadi tahun terakhir Dokter Mawarti bekerja di RSUD Nabire. Hal ini dikarenakan Dokter Mawarti akan dipindahkan ke tempat lain.

Namun, karena Dokter Mawarti adalah spesialis paru satu-satunya di Nabire, Papua Tengah, maka ia harus menunggu juniornya menggantikan posisinya itu.