Beranda / News

Kematian Dokter Mawarti di Nabire, Polisi Temukan Luka Lebam Tidak Wajar

news.terasjakarta.id - Minggu, 19 Maret 2023 | 11:45 WIB

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link
Dokter Mawarti Susanti dokter spesialis paru di RSUD dari hasil outopsinya terdapat tiga luka lebam di area tubuhnya (terasjakarta.id/ist)

Dokter Mawarti Susanti dokter spesialis paru di RSUD dari hasil outopsinya terdapat tiga luka lebam di area tubuhnya (terasjakarta.id/ist)

Penulis : Syifa Lulu Aulia
Editor : Syifa Lulu Aulia

JAKARTA, TERASJAKARTA.ID - Kasus kematian dokter Mawarti Susanti masih menyisakan pertanyaan masyarakat, polisi kini mengungkapkan terdapat tiga luka lebam pada jenazah.

Diketahui Mawarti adalah satu-satunya dokter spesialis paru di rumah sakit Kabupaten Nabire, Papua Tengah yang ditemukan tewas di rumahnya pada hari Kamis 9 Maret 2023.

Ajun Komisaris Polisi (AKP) Akhmad Alfian selaku Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Nabire megungkapkan dalam siaran pers pada Jumat (17/3/2023) hasil outopsi yang dilakukan petugas medis menemukan terdapat tiga luka lebam. Temuan tiga luka lebam ini ditemukan di daerah tubuh jenazah yakni wajah, leher, dan perut.

Ia mengatakan ketiga luka lebam itu merupakan luka yang tidak wajar, karena korban sebelumnya tidak memiliki riwayat gangguan pada kesehatan yang serius.

Baca Juga : Untuk Selidiki Kematian Dokter Mawar di Nabire Polisi sampai 6 Kali Olah TKP

Jenezah Mawarti diketahui ditemukan oleh tiga orang, yaitu seorang supir dan dua orang perawat yang menemukannya di kediaman rumah dinas Mawarti Kelurahan Siriwini Kamis (9/3/2023) sekitar pukul 19.00 malam, saat ditemukan korban terlihat mengeluarkan busa dari mulutnya.

Para saksi yang melihat korban segera memanggil dokter yang sedang bertugas di layanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah Nabire untuk lakukan pemeriksaan terhadap dokter Mawarti, namun dari hasil pemerikasaan dokter tersebut pukul 19.33 WIT Dokter Mawarti dinyatakan telah meninggal dunia.

AKP Akhmad Alfian juga menambahkan keterangan bahwa pihaknya masih menunggu informasi selanjutnya penyebab kematian Mawarti dari tim forensik yang menangani autopsi jenazahnya.

Baca Juga : Selidiki Kematian Dokter Mawar di Nabire, Polisi Periksa 28 Saksi

”Kami masih menanti informasi penyebab kematian korban dari ahli forensik di Rumah Sakit Bhayangkara di Makassar. Akan tetapi, terdapat tanda-tanda kekerasan dan kami masih menyelidiki pelaku dalam kasus ini berdasarkan bukti dan hasil olah tempat kejadian perkara,” pungkas Akhmad

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua Komisaris Besar Ignatius Benny Ady Prabowo meminta masyarakatnya agar tetap menunggu dan bersabar dengan hasil penyelidikan kasus tewasnya Mawarti.

Ia juga mengimbau supaya masyarakat tidak menyebarkan isu terkait dokter Mawarti yang dapat mengganggu keamanan di Nabire.

Baca Juga : Sosok Dokter Mawarti yang Tewas Misterius di Nabire

Pemerikasaan forensik jenazah Mawarti dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar sebelum dilakukan proses pemakaman pada hari Senin (13/3/2023).

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) bekerjasama dengan memeriksa saksi-saksi dan olah TKP untuk ungkap kasus ini.

”Kami telah memeriksa 28 saksi dan melakukan hingga enam kali olah tempat kejadian perkara. Kami akan mengungkap kasus ini secara profesional dan menyampaikan ke media massa,” ungkap Benny ketua IDI.

Baca Juga : 5 Fakta dari Kasus Kematian Dokter Mawar di Nabire yang Masih Menjadi Misteri

Provinsis Papua Donals Aronggear juga mengatakan kepergian dokter Mawarti merupakan kehilangan yang besar dan menjadi duka mendalam bagi petugas kesehatan di Tanah Papua, sebab dokter di wilayah ini masih sangat sedikit.

Ia juga memberi keterangan bahwa hanya ada 50% dari total 422 pusat keseahatan masyarakat (puskesmas) di Papua yang berisi tenaga dokter umum, jumlah dokter spesialis paru di seluruh wilayah Papua hanya terdapat tujuh orang termasuk salah satunya dokter Mawarti yang kini telah berpulang.

Kematian dokter Mawarti sebagai dokter spesialis paru itu, berimabas besar bagi pelayanan kesehatan paru-paru di wilayah Papua, sebab diketahui saat ini kasus penyakit tuberkulosisi di Papua meningkat cukup tinggi.

Baca Juga : Kematian Dokter Mawar di Nabire Jadi Pelajaran bagi Pemerintah untuk Tingkatkan Keamanan Nakes di Papua

Donald Aronggear berharap polisi segera memberi pernyataan penyebab meninggalnya Mawarti ”Kami berharap adanya jaminan perlindungan, fasilitas, dan kesejahteraan bagi tenaga dokter yang bertugas di wilayah Papua,” ungkapnya.

Ketua Umum Pengurus IDI, Adid Khumaidi juga mengungkapkan agar kasus seperti ini tidak terjadi lagi dan terulang lagi, kini data Perhimpunan Dokter Paru Indonesia 2023 jumlah dokter spesialis paru kawasan Timur Indonesia hanya terdapat sekitar 50 dokter, sedangkan kebutuhan dokter spesialis paru sangat dibutuhkan untuk wilayah Tiimut, Khususnya Nabire.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

SHARE
Share Whatsapp Share Facebook Share Twitter Share Link